Skip to main content

Antara Tahu dan Ketidaktahuan

Hai Sobat Blogger....
Kali ini aku mau nulis sesuatu yang agak njlimet, haha barangkali efek ketularan filsuf Rene Descartes, tapi ini sebenarnya sebuah hal yang simple.

Ada yang tahu namun pura-pura tidak tahu
Ada yang tahu dan benar tahu
Ada yang tidak tahu namun sok tahu
Ada yang tidak tahu dan tidak mau tahu



Dalam ke “tahu” an nya manusia terkadang ada yang menyadari itu dan menjadikan itu sebagai pegangannya untuk menghadapi dunia luar yang dia sama sekali tidak tahu. Namun, ada juga beberapa manusia lainnya yang entah ada konslet atau dengan kesadarannya mengendapkan ke “tahu” an nya itu dan menenggelamkannya selamanya ke alam bawah sadarnya. Dan terkadang ada orang yang tahu tetapi dengan menjadi tahu itu tidak selamanya menjadikannya bahagia. Ada yang justru tersiksa karena menjadi tahu tapi tak sedikit yang besyukur karena menjadi tahu. Ada yang tahu itu salah namun melegalkannya dan merasionalisasi supaya terkesan benar bagi dirinya dan mengamankan egonya dari hujatan. Mau tutup mata juga boleh. Manusia bebas menentukan pilihannya, kata humanistik. Tapi sebatas apa manusia bebas? Tentunya ada hak orang lain juga sebagai batasannya. Ada juga yang tahu itu salah dan menghentikannya juga ada. Kembali ke hakikat manusia, semua punya pilihan karena tiap orang punya cara mereka sendiri. Lalu apakah menjadi tidak tahu itu melegakan? Tentunya jawabannya berbeda-beda bagi setiap orang. Beberapa orang yang tidak tahu apa-apa terkadang justru menjadi sok tahu. Apakah arti sok tahu? Berbicara tanpa dasar, tanpa ilmu, atau mengatakan sebatas dorongan id nya tanpa memperhatikan realitas yang ada? Macam-macam yang mendasarinya.  Tidak perlu menjadi sok tahu untuk dianggap tahu bukan? Jika tidak tahu maka carilah tahu fakta yang sebenarnya agar menjadi tahu, jangan langsung gulirkan ketidaktahuanmu menjadi sebuah fakta yang abu-abu. Ada juga yang tidak tahu dan memilih tidak mau tahu. Antara tidak mau repot dan kesombongan menerima kebenaran. Yup, semua kembali ke pikiran, hati, dan perilaku manusia masing-masing. Semuanya terkoneksi. Sebaiknya bijaklah dalam ke “tahu” an mu dan dengarlah kebenaran dalam “ketidaktahuan” mu.

Comments

Popular posts from this blog

Jajan Seblak di Tembalang dan Resep Seblak Sederhana

Hai sobat blogger... Ada yang suka seblak nggak? akuuu sih suka banget. hehe... jajanan yang katanya asli Bandung ini  cukup diminati juga di Tembalang. Rasanya yang pedas gurih, kenyal-kenyal gitu bikin nagih. hahaa.. Buat yang di Tembalang nih aku kasih review beberapa seblak yang pernah aku cobain. Seblak Basah Kawula Muda Ini seblak favorit aku (saat ini menurutku yang paling maknyusss diantara yang pernah aku makan di Tembalang, hehe). Harganya murah kisaran Rp 7.000,- sampai Rp 12.000,- dan porsinya pas. Kalau yang di gambar itu aku pesen seblak ori + ceker harganya Rp 9.000,-. Isinya ada seblak, telor, bakso, pangsit, mie, dan ceker. Kalau yang paling murah itu seblak kanji harganya Rp 7.000,-, isinya seblak, telor, mie, dan bakso. Rasanya enak deh, pedes dan gurih gitu. Mas-mas nya buka lapaknya biasanya di daerah Banjarsari sebelum kantor pos kanan jalan dan di kanan jalan sebelum pertigaan lampu merah masjid Undip. Bukanya dari jam 12.00an katanya. Kalau jam m...

Halusinasi dan Waham/ Delusi

WAHAM/ DELUSI Hai sobat blogger... Postingan kali ini akan ngebahas soal waham atau biasa disebut juga delusi ( delusion ). Waham ini biasanya dimiliki oleh para pasien Skizofrenia. Waham atau delusi adalah suatu keyakinan atau kepercayaan yang keliru, yang tidak dapat diubah lewat penalaran atau dengan jalan penyajian fakta (Chaplin, 1981). Jadi orang yang memiliki waham atau delusi ini memiliki keyakinan yang "100% benar" menurut dirinya sendiri, tetapi kenyataan yang sebenarnya tidak seperti yang dia yakini (bertentangan dengan realitas). Bahkan mungkin orang lain menganggap keyakinan tersebut tidak masuk akal. Munculnya waham ini bisa ditinjau dari beberapa teori. Salah satunya menurut perspektif psikodinamika, waham ini muncul karena rusaknya ego yang menjembatani antara diri dengan dunia luar. Hal tersebut berpengaruh terhadap adanya jarak terhadap realitas sehingga ego dibanjiri masukan dari id (impuls-impuls atau dorongan seksual primitif dan agresif) dan m...

Alur Mengurus STR PK (Surat Tanda Registrasi Psikolog Klinis)

Hai sobat blogger… Lanjutan yang kemarin, kali ini saya mau membagikan alur cara mengurus STR (Surat Tanda Registrasi) khususnya bagi psikolog klinis pemohon baru di wilayah Jawa Tengah. Jadi peraturan baru menyebutkan bahwa psikolog klinis yang bekerja sebagai tenaga medis, baik di Puskesmas, Rumah Sakit, atau sejenisnya harus memiliki STR. STR ini lumayan agak panjang alur ngurusnya dan memakan waktu lama. Terkadang ada juga pengurusan STR kolektif yang diadakan pas sumpah profesi gitu oleh IPK. Tapi nggak setiap waktu ada. Barangkali ada yang bingung gimana ngurusnya, jadi disini saya mau membagikan cara mengurus STR mandiri. Yuk langsung aja cekidot alurnya di bawah ini: 1.    Pertamanya mengajukan permohonan rekomendasi leveling psikolog klinis ke IPK Wilayah Jateng. Untuk permohonan rekomendasi leveling, formulirnya bisa di download disini . Setelah itu formulir tersebut dilengkapi lalu di email ke jateng@ipkindonesia.or.id beserta attachment beberapa file...