Hai sobat blogger,
Kali ini aku mau ngebahas topik yang akhir-akhir ini kayaknya cepet jadi bahan viral ya. Bermacam-macam istilahnya yang mengarah pada isu ketidaksetiaan (infidelity), yaitu selingkuh, pelakor, pebinor, orang ketiga, keempat, dst. Bahkan sampai dibikin sinetronnya di sebuah stasiun TV swasta. Sangat disayangkan bukan, sebuah hubungan rusak karena ketidaksetiaan. Disini aku mau menyoroti para pelaku selingkuh atau bahasa bulenya cheater (orang yang sudah mempunyai pasangan atau komitmen dalam sebuah hubungan, tetapi menyeleweng dengan orang lain). Kenapa sih orang-orang itu bisa seperti itu? alasannya apa dan bagaimana kita bisa mengenali pasangan yang doyan selingkuh. Tentunya supaya lebih hati-hati ya supaya yang masih single nggak salah pilih. hehe..
Sebenarnya ketidaksetiaan menurut Buss & Shakelford (1997) memiliki 3 tipe, yaitu ketidaksetiaan seksual (melakukan aktivitas seksual kepada orang lain yang bukan pasangan), ketidaksetiaan emosional (mengarahkan sumber-sumber emosi, seperti cinta, waktu, dan perhatian kepada orang lain yang bukan pasangan), dan ketidaksetiaan online (terkait dengan elemen kedekatan emosi dan kontak seksual).
Berdasarkan beberapa penelitian yang aku baca, berikut ini aku kasih beberapa alasan yang memungkinkan kenapa orang bisa selingkuh dan tidak setia:
1. Faktor genetik
Jadi aku baca beberapa penelitian kalau ternyata orang yang selingkuh itu dipengaruhi oleh sebuah gen. Salah satu penelitian yang aku baca itu ada gen bernama DRD4 (Dopamine Receptor D4 Polymorphism). Penelitian tersebut dilakukan oleh Justin Garcia terhadap 181 mahasiswa Binghamton University, State University of New York. Hasilnya adalah orang yang punya gen tersebut rawan selingkuh. Gen tersebut ternyata juga berhubungan dengan tingkah laku adiksi alkohol dan judi.
5. Kepuasan pernikahan
Orang-orang yang berselingkuh berhubungan dengan ketidakpuasan terhadap pernikahannya. Orang yang cukup puas dengan hubungannya maka kemungkinan untuk tidak setia relatif kecil (Maddox Shaw dkk, 2013; Martins dkk, 2016, Shackelford dkk, 2008).
Beberapa orang yang punya "kemungkinan" selingkuh sebenarnya bisa dikenali sih, salah satunya adalah dengan melihat "riwayat masa lalu".
Kalau kamu menemukan masa lalu pasanganmu pernah selingkuh maka kamu perlu waspada!! Seseorang yang sekali selingkuh biasanya akan mengulangi perbuatannya. Bahkan dosenku bilang orang yang selingkuh itu tidak bisa sembuh. Beberapa penelitian juga bilang gitu. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh tim University of Denver, Kayla Knopp dkk (2017) -Once a cheater, always a cheater : Serial infidelity across subsequent relationship- 44% dilaporkan mengulanginya. Schwartz (2013), menyatakan bahwa jika seseorang pernah berselingkuh sekali, maka akan memiliki risiko lebih besar untuk berselingkuh lagi dibanding dengan orang yang tidak pernah berselingkuh sebelumnya. Kenapa bisa terulang, penjelasan ilmiahnya menurut Dr Neil Garrett (UCL experimental psychology) karena adanya adaptasi dari ketidakjujuran. Setiap orang berperilaku tidak jujur maka bagian otak yang disebut amygdala semakin lemah dalam merespon sehingga meningkatkan imunitas perasaan bersalah dan akhirnya jadilah pembohong besar dan orang tersebut tidak akan merasa bersalah lagi terhadap kebohongannya. Atau kalau efek dopamine yang dihasilkan kayak adiksi kemungkinan mirip kayak relapsenya penyalahgunaan obat ya? ada cravings dsb, tapi itu cuma pemikiranku sih. hehe.. Yah meskipun begitu kembali lagi kita nggak bisa ngejudge orang, karena setiap orang berhak untuk berubah. Hanya saja waspadalah, jangan tutup mata atas nama cinta, be realistic, jangan mau jadi korban cheater.
Begitulah sedikit penjelasanku berdasar studi beberapa jurnal yang aku baca. Semoga bermanfaat ya. Setiap orang bisa punya kemungkinan untuk selingkuh. Tetapi semua kembali lagi kepada pilihan masing-masing pribadi untuk tetap setia atau tidak kepada pasangannya. Kesetiaan itu mahal yes, cuma orang-orang yang berkelas yang bisa menjaga itu. Ya nggak? :)
Kali ini aku mau ngebahas topik yang akhir-akhir ini kayaknya cepet jadi bahan viral ya. Bermacam-macam istilahnya yang mengarah pada isu ketidaksetiaan (infidelity), yaitu selingkuh, pelakor, pebinor, orang ketiga, keempat, dst. Bahkan sampai dibikin sinetronnya di sebuah stasiun TV swasta. Sangat disayangkan bukan, sebuah hubungan rusak karena ketidaksetiaan. Disini aku mau menyoroti para pelaku selingkuh atau bahasa bulenya cheater (orang yang sudah mempunyai pasangan atau komitmen dalam sebuah hubungan, tetapi menyeleweng dengan orang lain). Kenapa sih orang-orang itu bisa seperti itu? alasannya apa dan bagaimana kita bisa mengenali pasangan yang doyan selingkuh. Tentunya supaya lebih hati-hati ya supaya yang masih single nggak salah pilih. hehe..
Sebenarnya ketidaksetiaan menurut Buss & Shakelford (1997) memiliki 3 tipe, yaitu ketidaksetiaan seksual (melakukan aktivitas seksual kepada orang lain yang bukan pasangan), ketidaksetiaan emosional (mengarahkan sumber-sumber emosi, seperti cinta, waktu, dan perhatian kepada orang lain yang bukan pasangan), dan ketidaksetiaan online (terkait dengan elemen kedekatan emosi dan kontak seksual).
Berdasarkan beberapa penelitian yang aku baca, berikut ini aku kasih beberapa alasan yang memungkinkan kenapa orang bisa selingkuh dan tidak setia:
1. Faktor genetik
Jadi aku baca beberapa penelitian kalau ternyata orang yang selingkuh itu dipengaruhi oleh sebuah gen. Salah satu penelitian yang aku baca itu ada gen bernama DRD4 (Dopamine Receptor D4 Polymorphism). Penelitian tersebut dilakukan oleh Justin Garcia terhadap 181 mahasiswa Binghamton University, State University of New York. Hasilnya adalah orang yang punya gen tersebut rawan selingkuh. Gen tersebut ternyata juga berhubungan dengan tingkah laku adiksi alkohol dan judi.
2. Kontrol diri yang rendah
Hal ini terkait dengan kemampuan pengendalian diri seseorang. Terdapat studi yang dilakukan oleh Natasha Tidwell (2013, a doctoral student in Department of Psychology at Texas A&M University) menyatakan bahwa laki-laki lebih banyak yang berselingkuh dibanding wanita karena laki-laki memiliki impulse seksual yang lebih kuat dibanding wanita dan mereka cenderung menyerah terhadap impulse tersebut.
3. Faktor kepribadian
Menurut Rautman dan Kolar (2012) ada 3 kepribadian yang berhubungan dengan ketidaksetiaan, yaitu kepribadian psikopat, narsisme, dan machiavellian. Kepribadian psikopat mempunyai karakteristik spontan, tidak bertanggung jawab, manipulatif, dan antisosial sehingga cenderung terlibat pada tindakan yang melibatkan pencarian sensasi, kekerasan, dan kenakalan. Narsisme disini dicirikan lebih pada melihat diri sendiri secara berlebihan dan meremehkan orang lain disertai kesombongan, egosentris dan terlalu percaya diri. Machiavellian digambarkan sebagai pesimistis, tidak berperasaan, curang, eksploitatif, dan berkuasa.
Hal ini terkait dengan kemampuan pengendalian diri seseorang. Terdapat studi yang dilakukan oleh Natasha Tidwell (2013, a doctoral student in Department of Psychology at Texas A&M University) menyatakan bahwa laki-laki lebih banyak yang berselingkuh dibanding wanita karena laki-laki memiliki impulse seksual yang lebih kuat dibanding wanita dan mereka cenderung menyerah terhadap impulse tersebut.
3. Faktor kepribadian
Menurut Rautman dan Kolar (2012) ada 3 kepribadian yang berhubungan dengan ketidaksetiaan, yaitu kepribadian psikopat, narsisme, dan machiavellian. Kepribadian psikopat mempunyai karakteristik spontan, tidak bertanggung jawab, manipulatif, dan antisosial sehingga cenderung terlibat pada tindakan yang melibatkan pencarian sensasi, kekerasan, dan kenakalan. Narsisme disini dicirikan lebih pada melihat diri sendiri secara berlebihan dan meremehkan orang lain disertai kesombongan, egosentris dan terlalu percaya diri. Machiavellian digambarkan sebagai pesimistis, tidak berperasaan, curang, eksploitatif, dan berkuasa.
4. Seeking sensation (pencarian sensasi)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Alijona (2016) kepada pasangan LDR, menunjukkan bahwa terdapat hubungan orang yang melakukan perselingkuhan dengan seeking sensation. Adanya kebosanan, ingin mencari selingan, mendapat perubahan, petualangan, dan tidak dapat mengontrol diri terkait dengan alasan ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Alijona (2016) kepada pasangan LDR, menunjukkan bahwa terdapat hubungan orang yang melakukan perselingkuhan dengan seeking sensation. Adanya kebosanan, ingin mencari selingan, mendapat perubahan, petualangan, dan tidak dapat mengontrol diri terkait dengan alasan ini.
5. Kepuasan pernikahan
Orang-orang yang berselingkuh berhubungan dengan ketidakpuasan terhadap pernikahannya. Orang yang cukup puas dengan hubungannya maka kemungkinan untuk tidak setia relatif kecil (Maddox Shaw dkk, 2013; Martins dkk, 2016, Shackelford dkk, 2008).
Beberapa orang yang punya "kemungkinan" selingkuh sebenarnya bisa dikenali sih, salah satunya adalah dengan melihat "riwayat masa lalu".
Kalau kamu menemukan masa lalu pasanganmu pernah selingkuh maka kamu perlu waspada!! Seseorang yang sekali selingkuh biasanya akan mengulangi perbuatannya. Bahkan dosenku bilang orang yang selingkuh itu tidak bisa sembuh. Beberapa penelitian juga bilang gitu. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh tim University of Denver, Kayla Knopp dkk (2017) -Once a cheater, always a cheater : Serial infidelity across subsequent relationship- 44% dilaporkan mengulanginya. Schwartz (2013), menyatakan bahwa jika seseorang pernah berselingkuh sekali, maka akan memiliki risiko lebih besar untuk berselingkuh lagi dibanding dengan orang yang tidak pernah berselingkuh sebelumnya. Kenapa bisa terulang, penjelasan ilmiahnya menurut Dr Neil Garrett (UCL experimental psychology) karena adanya adaptasi dari ketidakjujuran. Setiap orang berperilaku tidak jujur maka bagian otak yang disebut amygdala semakin lemah dalam merespon sehingga meningkatkan imunitas perasaan bersalah dan akhirnya jadilah pembohong besar dan orang tersebut tidak akan merasa bersalah lagi terhadap kebohongannya. Atau kalau efek dopamine yang dihasilkan kayak adiksi kemungkinan mirip kayak relapsenya penyalahgunaan obat ya? ada cravings dsb, tapi itu cuma pemikiranku sih. hehe.. Yah meskipun begitu kembali lagi kita nggak bisa ngejudge orang, karena setiap orang berhak untuk berubah. Hanya saja waspadalah, jangan tutup mata atas nama cinta, be realistic, jangan mau jadi korban cheater.
Begitulah sedikit penjelasanku berdasar studi beberapa jurnal yang aku baca. Semoga bermanfaat ya. Setiap orang bisa punya kemungkinan untuk selingkuh. Tetapi semua kembali lagi kepada pilihan masing-masing pribadi untuk tetap setia atau tidak kepada pasangannya. Kesetiaan itu mahal yes, cuma orang-orang yang berkelas yang bisa menjaga itu. Ya nggak? :)
Comments
Post a Comment